Cerpen adalah bagian dari sebuah karya seni yang mengandung unsur keindahan dan mengandung kesan mendalam bagi hati pembacanya. Menulis cerpen bukanlah sekadar menyampaikan informasi yang hasilnya pun hanya sederet informasi dan informasi.
Modal
utama untuk menulis cerpen adalah membaca karya sastra apa saja
sebanyak-banyaknya, karena membaca adalah bagian dari proses kepenulisan itu
sendiri. Mustahil seseorang mampu menciptakan sebuah karya
tanpa terlebih dahulu berkenalan dengan karya-karya lain.
Cerpen
adalah suatu bentuk prosa
naratif fiktif yang
cenderung padat dan langsung pada tujuannya. Walaupun demikian, cerpen merupakan satu kesatuan
bentuk yang utuh dan lengkap. Cerpen melukiskan suatu peristiwa/kejadian apa
saja yang terkait dengan persoalan kehidupan manusia. Biasanya cerpen
mengangkat persoalan kehidupan manusia pada umumnya (orang dewasa sampai dengan
anak-anak).
Ciri-Ciri Cerpen:
a.
Umumnya singkat, pendek, padat, berarti, karena
hanya membicarakan masalah yang tunggal atau sarinya saja (lebih pendek daripada novel)
b.
Tulisan
kurang dari 10.000 kata
c. Sumber ceritanya kehidupan sehari-hari baik
pengalaman sendiri maupun orang lain,
khayalan atau fakta
d. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena hanya mengangkat masalah tunggal atau inti sarinya saja.
e. Habis dibaca sekali duduk
f.
Yang dibahas dalam cerpen hanya yang berarti
g.
Tokohnya mengalami konflik sampai
penyelesaiannya
h.
Penggunaan kata-katanya ekonomis dan mudah dikenal masyarakat
i.
Sanggup meninggalkan satu efek atau kesan bagi
pembacanya
j. Menceritakan satu kejadian dari awal sampai
perkembangan jiwa, krisis pelaku, tetapi tidak sampai mengalami perubahan nasib
k.
Alurnya tunggal dan lurus
l.
Penggunaan perwatakannya singkat, sederhana, padat, dan hangat
Unsur
Cerpen
a.
Alur
Plot atau alur cerpen atau jalinan cerita adalah bagaimana
cerita diceritakan. Alur merupakan peristiwa urutan kejadian atau peristiwa
dalam sebuah cerita.
Plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut:
1. Pengenalan
2. Timbulnya
konflik
3. Konflik
memuncak
4. Klimaks
5. Pemecahan
soal /antiklimaks
6. Penyelesaian
b.
Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam ceritanya. Untuk mengungkapkan watak
tokoh-tokoh tersebut pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Teknik analitik menggambarkan watak
tokoh dengan membeberkannya secara langsung
b. Teknik dramatik menggambarkan watak
tokoh dengan menjalinnya dalam pengungkapan
cerita. Teknik dramatik ini dapat tampil dalam bentuk sebagai berikut:
1. penggambaran
fisik tokoh sehingga menimbulkan kesan
watak tertentu
2. pengungkapan
pikiran-pikiran tokoh
3. pengungkapan
pikiran pelaku lain terhadap sang tokoh
4. ragam
bahasa dan isi ujaran sang tokoh
5. percakapan
pelaku-pelaku lain mengenai sang
tokoh
6. penggambaran
keadaan di sekitar sang tokoh
7. pengungkapan
semua perbuatan sang tokoh
c.
Latar/ setting
Latar atau setting mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut:
1. Setting Tempat
Setting tempat mengacu pada tempat di mana peristiwa itu
terjadi. Apakah di halaman rumah, di ruang makan, di kota, di daerah, dan lain sebagainya
2. Setting Waktu
Setting waktu menunjuk pada kapan peristiwa tersebut terjadi.
Apakah zaman dahulu, masa kini, pagi, siang, sore, atau malam hari
3. Setting Suasana
Setting suasana mengacu pada kondisi atau suasana saat
peristiwa tersebut terjadi. Setting suasana dibedakan menjadi dua, yaitu
suasana lahir dan suasana batin. Suasana lahir berkaitan dengan keadaan atau kondisi lingkungan, seperti:
sepi, romantis, hiruk-pikuk, dan lain sebagainya sedangkan suasana batin
berkaitan dengan perasaan pelaku, seperti: bahagia, sedih, tegang, cemas,
gundah, marah, benci, dan lain sebagainya
d.
Sudut
pandang pengarang
Sudut pandang (point of view) adalah bagaimana cara pengarang menempatkan atau
memperlakukan dirinya dalam cerita yang ditulisnya.
Sudut
pandang ini dapat dibedakan menjadi dua pola utama, yakni 1) pola orang pertama dan 2) pola orang ketiga.
e.
Gaya
pengarang
Gaya pengarang adalah
ciri khas pengarang dalam menyampaikan alur ceritanya. Biasanya gaya pengarang
ini dipengaruhi oleh lingkungan, sosial-ekonomi,
pendidikan, psikologis, dan lain-lain. Gaya pengarang ini berkaitan erat dengan
gaya bahasa yang digunakan pengarang. Gaya bahasa adalah cara bagaimana
pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya atau bagaimana pengarang
mengungkapkan isi pemikiranya melalui bahasa-bahasa yang khas dalam uraian cerita sehingga dapat
menimbulkan kesan tertentu.
Gaya bahasa dikenal
juga dengan istilah majas.
Topik
Cerpen
Khusus topik cerpen, pemilihannya perlu
memperhatikan hal berikut:
a. Harus
ada manfaatnya atau layak untuk dibahas
b. Cukup
menarik, baik bagi diri sendiri maupun orang lain
c. Kita
kuasai dengan baik
d. Bahan
cukup memadai, mungkin diperoleh , dan cukup terbatas
e. Hangat
dan menimbulkan rasa ingin tahu
f. Menimbulkan
kesan mendalam
g. Dirumuskan
dalam kalimat, frase, atau kata yang tepat
h. Sesuai
dengan tema dan isi karangan
i.
Singkat, padat, jelas tetapi menimbulkan
imajinasi
Kerangka Cerpen
1.
Abstrak
Bagian
abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita
pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
2.
Orientasi
Tahapan orientasi merupakan
struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan
suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk
menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan
sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3.
Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan
terjadinya peristiwa yang lain. Pada tahapan struktur ini, karakter atau watak
pelaku akan ditemukan oleh pembaca. Dalam komplikasi itulah berbagai kerumitan
bermunculan. Kerumitan tersebut bisa saja terdiri lebih dari satu konfik.
Berbagai konflik ini pada akhirnya akan mengarah pada klimaks, yaitu saat
sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi. Klimaks ini merupakan
keadaan yang mempertemukan berbagai konflik dan menentukan bagaimana konflik
tersebut diselesaikan dalam sebuah cerita.
4.
Evaluasi
Bagian ini
merupakan tahap selesaian atau leraian dari konflik. Konflik yang terjadi diarahkan pada
pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
5.
Resolusi
Tahap ini adalah tahap pengarang mengungkapkan
solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh. Resolusi ini berkaitan dengan
koda.
6.
Koda
Koda ada yang menyebut nama lainnya reorientasi.
Koda merupakan
nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks.
Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
Tips mengubah sebuah kisah nyata menjadi cerpen.
1.
Carilah bagian dari
kisah nyata itu yang kita anggap menarik. Bagian yang kurang menarik, atau
tidak menarik sama sekali, lupakan saja.
2.
Galilah bagian yang
menarik tersebut, lalu kembangkan ceritanya sesuai keinginan kita.
3.
Kalau perlu, carilah
sudut pandang yang unik, agar ceritanya menjadi lebih bagus.
0 komentar:
Posting Komentar