Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan sesuatu dengan tujuan memberi efek tertentu. Namun, majas yang akan diberikan pada kegiatan pembelajaran ini dibatasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena banyaknya majas yang ada. Dengan demikian, kalian hanya akan mempelajari beberapa majas yang biasanya sering digunakan pada hikayat atau cerpen. Majas tersebut di antaranya adalah:
1. Majas Personifikasi adalah majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.
Contoh :
Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami.
Suara bel itu memanggil kami untuk segera masuk kelas.
2. Majas Simile adalah majas yang mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.
Contoh:
Kikirnya seperti kepiting batu.
Mukanya merah laksana kepiting
3. Majas Hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
Contoh:
Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku.
Teriakannya sampai ke ujung dunia terdengar.
4. Majas Metafora adalah majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan membandingkannya dengan hal yang lain tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks.
Contoh:
Rumah itu telah terbakar oleh si jago merah.
Raja siang telah mulai muncul ke peraduan bumi ini.
5. Majas Sinestesia merupakan metafora yang mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya yang berhubungan degan alat indera. Dalam majas sinestesis, perbandingan dilakukan dengan membandingkannya dengan sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera.
Contoh:
Subhanallah!!! Suaramu renyah sekali. Pantas saja kau lolos babak audisi.
Komentar juri malam ini sangat pedas membuat kontestan menangis.
6. Majas Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata kedua yang sebenarnya telah dijelaskan pada kata pertama.
Contoh:
Silahkan masuk ke dalam, dan naik ke atas.
Ayah menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada masalah dengan mesin.
7. Majas Litotes adalah majas yang sifatnya merendakan diri dan tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh :
Makanlah menu seadanya ini! (padahal terdapat makanan dengan menu lengkap).
8. Majas Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Sebagai orang yang sukses, saya juga terus mengalami kegagalan.
Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi
9. Majas Antitesis adalah majas yang berupa paduan dua kata yang berlawanan dalam susunan kata yang sejajar.
Contoh :
Hidup matinya manusia di tangan Tuhan.
Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah ukuran nilai seorang wanita.
10. Majas Eufemisme adalah majas yang menyampaikan maknanya secara lebih halus agar tidak menyinggung orang lain.
Contoh:
Akibat perbuatannya yang mencoreng nama baik perusahaan, dia diberi sangsi pensiun dini oleh bosnya.
11. Majas Ironi adalah majas yang menyatakan sindiran secara halus.
Contoh:
Dinginnya ruangan ini, sehingga badannya sangat berkeringat.
Kelas kalian begitu tenang hingga suara saya tak bisa terdengar oleh kalian.
12. Majas Sinisme adalah majas sindiran yang langsung diungkapkan kepada seseorang dan memiliki arti mengejek, menghina, atau merendahkan sekalipun.
Contoh:
Kamu memang bodoh dalam memilih pacar. Buktinya berapa kali kamu dibodohi
olehnya sampai saat ini?
0 komentar:
Posting Komentar